Sinopsis
Novel Di Kaki Bukit
Cibalak Karya Ahmad Tohari
- Selamat siang, selamat berjumpa lagi dengan blog MJ Brigaseli. Pada
kesempatan kali ini saya akan berbagi sinopsis novel Di
Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad
Tohari yang diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama pada tahun 1986.
Sebuah desa bernama Tanggir di kaki bukit Cibalak sedang
melaksanakan pemilihan kepala desa. Calon kuat yaitu Pak Budi dan Pak Dirga. Pemenang
pemilihan kepala desa adalah Pak Dirga. Namun salah satu
pegawai koperasi desa bernama Pambudi, seorang pemuda berusia 24 tahun, tidak sejalan
dengan pemikiran lurah baru tersebut karena Pak Dirga sering menggunakan
kepentingan umum untuk kepentingan pribadinya. Menurut Pambudi, Pak Dirga sama
seperti lurah-lurah sebelumnya, mereka adalah orang-orang yang curang dan
menyalahgunakan pangkatnya untuk kepentingan pribadi.
Masalah
bermula ketika ada seorang perempuan yang datang kepada Pambudi agar ia diberi
pinjaman padi untuk berobat ke luar kota. Perempuan ini adalah seorang nenek
yang bernama Mbok Ralem. namun Pambudi tidak dapat meminjamkannya sehingga
Pambudi hanya bisa mengantar Mbok Ralem untuk menghadap Pak Lurah tetapi pinjamannya
tidak disetujui Pak Dirga.
Setelah
memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya di koperasi desa, Pambudi pergi ke
rumah Mbok Ralem untuk mengajaknya berobat ke Yogyakarta dengan syarat Mbok Ralem harus
meminta surat keterangan bahwa benar-benar miskin dan tidak mampu
membayar pengobatannya. Pambudi pun hanya bisa memberi uang tujuh puluh ribu
rupiah untuk pengobatan Mbok Ralem.
Keesokan
harinya pagi-pagi sekali Mbok Ralem dan Pambudi pergi ke Yogyakarta
dengan naik bus. Kedua anak Mbok Ralem dititipkan kepada salah seorang bibinya.
setelah mereka berdua sampai di kota tujuan, mereka langsung menuju ke rumah
sakit. Namun besarnya biaya yang diperkirakan mencapai lima ratus ribu rupiah karena
Mbok Ralem harus dioperasi, membuat Pambudi langsung berinisiatif untuk menjual
sepeda dan ditambah dengan uang tabungannya. Karena tekadnya sejak awal ingin
menemani Mbok Ralem sampai sembuh.
Pambudi
sengaja membeli koran terbitan Yogyakarta,
kemudian mencari alamat koran harian yang bernama Kalawarta untuk memasang
iklan dompet sumbangan penghimpunan dana untuk perawatan Mbok Ralem. Nasib
baik berpihak pada Mbok Ralem, setelah penerbitan iklan dompet sumbangan dan setelah
dijumlah uang terkumpul sekitar dua juta lebih, Mbok Ralem pun akhirnya berhasil
dioperasi.
Kejadian pemasangan iklan Mbok Ralem pun terdengar sampai kantor gubernur. Pak Gubernur merasa
rakyatnya tidak terurus sehingga Pak Gubernur
menegur Pak Bupati, Pak Camat, dan tak terkecuali Pak Lurah Dirga.
Pak Dirga merasa bahwa dirinya ditegur karena kesalahan Pambudi sehingga Pak Dirga
mengirim guna-guna kepada Pambudi, namun ada saja
yang membuatnya gagal.
Orang tua Pambudi yang tahu bahwa
ternyata lurah desa memusuhi anaknya, meminta Pambudi untuk meninggalkan Desa
Tanggir. Akhirnya Pambudi memilih untuk mencoba menetap di Yogyakarta. Di
sinilah Pambudi menumpang hidup di tempat sahabatnya yang bernama Topo. Atas
saran Topo, akhirnya Pambudi memilih kembali untuk melanjutkan pendidikan (kuliah)
sambil bekerja. Atas bantuan Topo maka Pambudi bekerja di sebuah toko arloji
milik Nyonya Wibawa.
Pambudi mengenal seorang gadis
bernama Mulyani, anak perempuan nyonya Wibawa. Pambudi sendiri saat itu sudah
mencintai seorang gadis bernama Sanis. Tetapi Sanis dijodohkan dengan seorang camat bernama Bambang Sumbodo, agar desa Tanggir mendapat
perhatian khusus dari Pak Camat.
Tetapi Bambang Sumbodo malah sangat menghormati Pambudi yang di matanya
memiliki pribadi yang utuh dan berani bertindak menurut hati nuraninya.
Suatu
hari Pak Dirga telah berbuat sesuatu yang membuat hati Pambudi hancur. Pak
Dirga telah memperistri gadis yang sangat dicintai Pambudi. Pak Dirga yang hobi
bergonta-ganti istri menikahi Sanis yang berusia 15 tahun. Namun, Pambudi tidak
terlalu merenungi kepergian Sanis karena Mulyani menyukai dirinya.
Pambudi
yang rajin belajar dan bekerja akhirnya memutuskan berhenti bekerja di toko Nyonya
Wibawa. Mulyani sangat kehilangan Pambudi yang sudah sangat dekat dengannya.
Pambudi akhirnya bekerja di koran Kalawarta. Melalui persuratkabaran, Pambudi
meneruskan perlawanan terhadap kelicikan Pak Dirga.
Di sana Pambudi menulis
artikel tentang berbagai permasalahan di desanya. Artikel itu pun sampai kepada
gubernur, beliau mengumpulkan semua bawahannya untuk mengungkap kedok Pak Dirga
dengan cara menjebak Pak Dirga dalam suatu acara perjudian. Pak Dirga akhirnya
lengser dari jabatannya dan ditahan. Kemudian Sanis yang telah menjadi istri Pak
Dirga pun menjadi seorang janda.
Akhirnya
Pambudi dapat menyelamatkan Desa Tanggir dari kelicikan Pak Dirga. Lurah
Tanggir pun diganti seorang pemuda bernama Hadi. Pambudi kembali ke desanya
saat sudah lulus sebagai sarjana muda, namun ayah Pambudi tidak sempat melihat
ijazah Pambudi. Ayahnya meninggal terjatuh di dekat sumur. Pambudi menerima
dengan ikhlas kematian ayahnya.
Pambudi
juga sudah tidak lagi berminat pada Sanis walaupun dia sudah menjadi janda. Pambudi
tidak bisa terus menerus munafik bahwa dia ternyata telah lama tertarik pada
Mulyani. Perasaan mereka berdua sama dan akhirnya Pambudi menerima Mulyani
sebagai kekasihnya.
Itulah tadi
sinopsis novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari. Semoga bisa bermanfaat dan
menghibur pembaca semuanya.
0 Response to "Sinopsis Novel Di Kaki Bukit Cibalak Karya Ahmad Tohari"
Posting Komentar