Sumber: pixabay.com
Cerita
Pendek: Pengertian, Unsur, Struktur, Kaidah, Langkah, dan Contohnya
Pengertian
Cerpen
Cerpen merupakan kependekan dari
cerita pendek. Akan tetapi, ukuran panjang pendek cerita memang tidak ada
aturan pasti. Tidak ada satu kesepakatan di antara pengarang dan para ahli
tentang ukuran panjang pendek cerita. Dalam Teori Pengkajian Fiksi karangan
Burhan Nurgiyantoro dijelaskan bahwa cerpen adalah sebuah cerita yang selesai
dibaca dalam sekali duduk, kira-kira berkisar antara setengah sampai dua jam. Dengan
kata lain, panjang cerpen maksimal sepuluh halaman. Cerpen hanya menggunakan
satu alur:"Penceritaan satu alur tersebut membuat tokoh dalam cerpen tidak
mengalami perubahan nasib.
Unsur
Pembangun Cerpen
Unsur Intrinsik
Unsur intrinsik adalah unsur yang
membangun karya sastra. Berikut berbagai macam unsur intrinsik dalam cerpen.
- Tema
Tema
adalah ide utama dalam pengembangan cerpen.
- Latar
Latar
adalah landasan tumpu, menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan
lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwaperistiwa yang diceritakan. Latar
dalam cerpen terbagi menjadi tiga, yakni latar tempat, waktu, dan suasana.
- Penokohan
Penokohan
adalah pelukisan tokoh dalam cerita yang meliputi watak dan tingkah laku tokoh.
- Sudut
pandang
Sudut
pandang merupakan cara pandang yang digunakan pengarang sebagai sarana untuk
menyajikan tokoh, tindakan, latar, dan berbagai peristiwa yang membentuk
cerita.
- Amanat
Amanat
adalah pesan yang ingin disampaikan dalam sebuah cerita. Unsur Ekstrinsik
Unsur Ekstrinsik
Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur
yang berada di luar karya sastra. Unsur ekstrinsik dalam cerpen, antara lain
bahasa, latar belakang pengarang, serta nilai-nilai dalam cerpen.
- Bahasa
Bahasa
merupakan sarana yang digunakan dalam karya sastra, Bahasa yang digunakan dalam
sebuah karya sastra dipengaruhi oleh bahasa pengarang, seperti dialek,
kebiasaan berbahasa, dan pengaruh bahasa asing.
- Latar
belakang pengarang
Latar
belakang pengarang terdiri atas biografi pengarang, kondisi psikologis
pengarang, dan aliran sastra yang dianut pengarang.
- Nilai-nilai
dalam cerpen
a) Nilai
moral merupakan nilai kehidupan berkaitan dengan akhlak atau budi pekerti (baik
dan buruk).
b) Nilai
sosial merupakan nilai kehidupan yang terkait dengan norma atau aturan dalam
kehidupan bermasyarakat.
c) Nilai
budaya merupakan nilai-nilai berkaitan dengan kebiasaan atau tradisi yang
berlaku dalam masyarakat
d) Nilai
religi merupakan nilai berkaitan dengan kehidupan beragama.
e) Nilai
politik merupakan nilai-nilai berkaitan dengan gejolak tata pemerintahan di
suatu daerah.
Struktur
Cerpen
Pada umumnya cerpen terbentuk dari
tiga struktur yaitu orientasi, komplikasi, dan resolusi.
- Orientasi
merupakan
bagian pendahuluan dalam sebuah cerita baik pengenalan sifat tokoh, tempat
peristiwa dalam cerita, maupun pengenalan suasana dan alur cerita.
- Komplikasi
memuat
masalah atau konflik yang terdapat dalam cerita. Konflik dapat berkaitan
langsung dengan tokoh atau konflik yang terjadi di lingkungan sekitar tokoh
(tidak berkaitan langsung dengan tokoh).
- Resolusi
merupakan
bagian pemecahan masalah atas konflik yang ada dalam cerita.
Kaidah
Kebahasaan Cerpen
- Kosakata
Kosakata
mempunyai hubungan erat dalam menciptakan alur cerita. Ketepatan dalam
pemilihan dan penggunaan kosakata akan memberikan gambaran kualitas cerpen yang
dibuat. Selain itu, pemilihan kosakata yang tepat akan menambah keindahan dan
keserasian makna yang tercipta. Oleh karena itu, pembaca hendaknya memahami
kosakata dan mencoba mencari tahu kosakata baru yang terdapat pada teks cerpen.
- Gaya
bahasa
Gaya
bahasa sering disebut dengan istilah majas. Gaya bahasa pada cerpen berperan
dalam memperindah dan meningkatkan efek makna dalam bacaan. Majas yang sering
digunakan dalam cerpen adalah majas personifikasi, metafora, hiperbola,
litotes, dan ironi.
Langkah
Menulis Cerpen
- Menentukan
tema.
- Menentukan
pusat pengisahan (sudut pandang).
- Menentukan
perwatakan.
- Menentukan
latar atau setting.
- Menyajikan
peristiwa yang ditentukan dalam alur cerita.
Contoh Cerpen
Mengajarkan Tentang
Bersikap Rendah Hati
Ada seorang anak bernama Fitri, dia merupakan murid kelas 6 SD yang
sangat pintar dan baik hati. Di sekolah sangat banyak teman yang menyukainya
karena sikapnya tersebut. Tidak jarang, semua ingin berteman dengan Fitri. Ada
lagi anak perempuan bernama Ita, ia berbanding terbalik dengan Fitri. Ia pintar
namun sangat sombong. Temannya hanya dua yaitu Lisa dan Lily, gadis kembar di
sekolahnya.
Suatu hari, Ibu guru mengumumkan bahwa akan ada perlombaan membaca
pidato dua minggu lagi. Bu Yati selaku wali kelas 6 membuka kesempatan
seluas-luasnya bagi siapa saja yang ingin ikut seleksi. Fitri dan Ita jelas
ikut berpartisipasi. Setiap hari mereka selalu latihan membaca pidato agar
lolos seleksi. Sampai hari penyeleksian tiba, keduanya memberikan tampilan yang
memukau lalu dinyatakan lolos.
Saat hari perlombaan tiba, Ita terus saja membanggakan dirinya,
menyatakan bahwa pasti ia akan juara. Sebab sebelumnya dia juga pernah menjadi
juara waktu kelas 5 SD di lomba pidato. Berbeda dengan Fitri, ia tidak henti-hentinya
berdoa dan berlatih, mencoba menghafal kembali teks pidato. Ita pun dipanggil
lebih dulu, sang juara kelas 5 SD kini mendadak lupa teks pidato yang sudah
dihafalnya.
Setelah itu, Fitri maju dan memberikan penampilan yang sangat bagus. Semua juri kagum termasuk Bu Yati yang saat itu datang untuk menemani mereka lomba. Pengumuman pun tiba, Fitri keluar menjadi juara 1 sedangkan Ita harus menahan air matanya karena dia tidak menang sama sekali. Cerpen pendidikan ini mengajarkan kita bahwa harus menjadi orang yang rendah hati dan jangan sombong.
0 Response to "Cerita Pendek: Pengertian, Unsur, Struktur, Kaidah, Langkah, dan Contohnya"
Posting Komentar