Teks
Ulasan: Pengertian, Struktur, Kaidah, Langkah, dan Contohnya
Pengertian
Teks Ulasan
Teks Ulasan adalah teks yang dibuat
pengulas dari pengamatan, pemeriksaan, dan hasil penilaian pada suatu karya
(buku, novel, dan film).
Struktur
Teks Ulasan
1.
Identitas karya
mencakup
judul, pengarang, penerbit, tahun terbit, tebal halaman, dan ukuran buku.
Bagian ini mungkin saja tidak dinyatakan secara langsung. Hal itu seperti yang
tampak pada teks ulasan flm dan lagu.
2.
Orientasi
yakni
dengan menjelaskan keberadaannya sebagai novel yang mendapat penghargaan,
sekaligus mendapat perhatian yang cukup besar dari banyak kalangan.
3.
Sinopsis
berupa
ringkasan yang menggambarkan pemahaman penulis terhadap isi novel.
4.
Analisis
berupa
paparan tentang keberadaan unsur-unsur cerita, seperti tema, penokohan, dan
alur.
5.
Evaluasi
berupa paparan
tentang kelebihan dan kekurangan suatu karya.
Kaidah
Kebahasan Teks Ulasan
1.
Menggunakan konjungsi penerang, seperti
bahwa, yakni, yaitu.
2.
Menggunakan konjungsi temporal, seperti
sejak, semenjak, kemudian, akhirnya.
3.
Menggunakan konjungsi penyebab, seperti
karena, sebab.
4.
Menggunakan pernyataan-pernyataan yang
berupa saran atau rekomendasi pada bagian akhir teks. Hal ini ditandai oleh
kata jangan, harus, hendaknya,
Langkah-Langkah
Penyusunan Teks Ulasan
1.
Mencatat identitas buku atau karya yang
akan diulas, yang meliputi judul, penulis, nama penerbit, tahun terbit,
termasuk ketebalan. Kalau perlu termasuk harga buku.
2.
Mencatat hal-hal menarik/penting dari
isi buku.
3.
Menelaah kelebihan dan kelemahan isi
buku.
4.
Merumuskan kesimpulan tentang isi dan
kesan-kesan buku itu secara keseluruhan.
5.
Membuat saran-saran untuk pembaca.
Contoh
Teks Ulasan Beserta Strukturnya
Identitas
Karya
Judul :
Atheis
Pengarang : Achdiat K. Mihardja
Penerbit : Balai Pustaka
Tahun terbit : 1949 (cetakan pertama)
Tebal halaman : 232 halaman
Orientasi
Atheis
merupakan salah satu novel terbaik yang memperoleh hadiah tahunan Pemerintah RI
tahun 1969. R.J. Maguire menerjemahkan novel ini ke bahasa Inggris tahun 1972.
Sementara itu, Sjuman Djaya mengangkatnya ke layar perak tahun 1974 dengan
judul yang sama.
Sinopsis
Novel
ini menceritakan perjalanan hidup tokoh Hasan. Dari kecil ia dididik menjadi
anak yang saleh. Ia begitu taat beribadah. Begitu juga dengan orang tuanya
adalah pemeluk Islam yang fanatik. Orang tua Hasan menyekolahkan di MULO. Di
sekolah itu dia bertemu dengan seorang gadis cantik yang bernama Rukmini. Hubungan
keduanya semakin akrab. Mereka saling jatuh cinta. Rupanya kisah cinta mereka
tidak bisa berlangsung lama. Oleh orang tuanya, Rukmini disuruh kembali ke
Jakarta. Ia akan dipinang oleh seorang saudagar kaya. Ia menuruti nasihat orang
tuanya dengan menerima pinangan saudagar kaya tersebut meski pernikahan itu
tidak disertai rasa cinta.
Kejadian itu membuat hati Hasan
hancur. Ia menjadi frustrasi. Untuk menghilangkan bayangan Rukmini dari
hidupnya, ia mengikuti aliran tarekat seperti yang telah lama dianut orang
tuanya. Ia semakin taat beribadah. Akan tetapi, kehidupannya berubah ketika dia
bertemu teman lamanya, yaitu Rusli. Temannya itu datang bersama seorang wanita
cantik bernama Kartini. Ia adalah perempuan modern dan pergaulannya bebas. Ia
juga seorang janda. Ternyata sejak perjumpaan itu, Hasan menaruh hati pada
Kartini. Alasannya, Kartini memiliki karakter yang hampir sama dengan Rukmini.
Semenjak Hasan mencintai Kartini, dia
pun juga bergaul dengan temanteman Kartini. Hasan mencoba untuk menyadarkan Kartini
dan Rusli dengan memberikan ceramah-ceramahnya. Akan tetapi, karena Rusli juga
pandai bicara, kemudian dialah yang berbalik memengaruhi Hasan. Tanpa disadari,
pemikiranpemikiran Rusli melekat di kepala Hasan. Mulanya, Hasan tidak
terpengaruh. Namun, keyakinannya mulai goyah ketika dia dikenalkan dengan
seorang yang tidak percaya Tuhan, yaitu Anwar. Pengetahuan Anwar tentang
ketuhanan begitu luas.
Sejak saat itulah pemahaman Hasan
tentang agama mulai berubah. Ia mulai meragukan keberadaan Tuhan. Hasan semakin
tersesat dari agama. Pergaulannya semakin bebas. Ia kemudian menikahi Kartini.
Pernikahan mereka didasarkan atas rasa suka sama suka. Pernikahan mereka
ternyata tidak bahagia. Kehidupan rumah tangga mereka berantakan. Pergaulan
Kartini semakin bebas. Lama– kelamaan Hasan cemburu karena hubungan Kartini
dengan Anwar semakin dekat. Hasan menganggap Kartini telah selingkuh.
Kejadian itu telah menyadarkan
kembali Hasan tentang agama. Ia menyesal dan merasa berdosa atas apa yang telah
diperbuat. Pergaulan bebasnya dengan teman-teman yang tidak percaya Tuhan
membuatnya tersesat dan ragu dengan keberadaan Tuhan.
Hasan memutuskan bercerai dengan Kartini
dan ia pun pulang kampung.Ia ingin meminta maaf kepada ayahnya. Sesampainya di
kampung, ia menjumpai ayahnya sedang sakit keras. Ternyata ayahnya tidak mau
memaafan Hasan, bahkan sampai maut menjemputnya. Ayah Hasan tetap berada pada
pendirianya.
Hasan merasa bahwa semua itu terjadi
karena perbuatan Anwar. Ia menaruh dendam pada Anwar dan berniat membunuhnya.
Pada suatu malam, ia melaksanakan rencana itu. Kemudian, ia mencari Anwar.
Karena pada waktu itu situasi sedang tidak aman, diberlakukanlah jam malam.
Nahas menimpa Hasan. Belum sempat melaksanakan niatnya, ia malah tertembak.
Akan tetapi, sebelum meninggal, ia masih sempat mengingat Allah dengan
berkali-kali menyebut asma-Nya.
Analisis
Novel ini banyak memberikan pelajaran
kepada pembacanya. Kita harus pandai bergaul dengan orang lain. Jangan sampai
salah pergaulan hingga pada akhirnya kita malah tersesat, bahkan sampai
mengingkari ajaran agama. Kita harus senantiasa berpegang teguh pada agama dan
selalu meyakini keberadaan Tuhan.
Evaluasi
Nilai moral yang kedua adalah hendaknya
kita mau memaafan kesalahan orang lain yang sudah bertobat. Jangan seperti
tokoh ayah Hasan yang tidak mau memaafan kesalahan anaknya bahkan sampai ajal
menjemputnya. Manusia adalah tempat salah dan lupa. Setiap manusia pasti
mempunyai kesalahan, tetapi suatu saat juga akan kembali ke jalan yang benar.
Jika Tuhan Maha Pengampun, Pengasih, dan Penyayang, mengapa manusia tidak bisa,
apalagi demi memaafan anaknya sendiri. Bahasa novel ini lugas dan mudah
dipahami. Sayangnya, novel ini sudah sangat langka sehinga sulit diperoleh.
Sumber:
Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2017. Buku Siswa Bahasa Indonesia
SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
0 Response to "Teks Ulasan: Pengertian, Struktur, Kaidah, Langkah, dan Contohnya"
Posting Komentar