Sinopsis
Novel Gadis Pantai Karya Pramoedya Ananta Toer - Selamat pagi, selamat
berjumpa lagi dengan blog MJ Brigaseli. Pada kesempatan kali ini saya akan
berbagi sinopsis novel Gadis Pantai karya Pramoedya Ananta Toer.
Gadis Pantai merupakan kisah seorang anak gadis
yang lahir dan tumbuh di sebuah kampung nelayan di Jawa Tengah, Kabupaten
Rembang, yang kemudian dalam karya satra ini gadis tersebut dinamai Gadis
Pantai. Suatu hari pada awal abad dua puluh ketika Gadis Pantai berusia empat belas
tahun, seorang utusan pembesar di Keresidenan Jepara Rembang mendatangi tempat
kediaman orangtua Gadis Pantai. Dalam waktu hanya beberapa hari saja, utusan
tersebut membawa Gadis Pantai, kedua orangtuanya, beserta kepala kampung mereka
ke rumah penguasa tersebut. Sejak saat itu Gadis Pantai harus meninggalkan
semua yang dikenalnya, dapurnya, suasana kampungnya sendiri dengan bau amis
abadinya, jala yang setiap minggu diperbaikinya, layar tua yang tergantung di
dapur, dan juga bau laut tanah airnya.
Gadis pantai telah dinikahkan dengan seorang
penguasa wilayah setempat yang pada masa itu setiap penguasa residen disebut
dengan Bendoro. Tidak seperti pada umumnya pernikahan, Gadis Pantai ketika
dinikahkan tidak berhadapan langsung dengan calon suaminya sendiri, melainkan
dengan sebilah keris. Sehari setelah menikah, Gadis Pantai akan dibawa ke kota,
tempat kediaman Bendoro, penguasa yang telah menikahinya yang belum pernah
dilihat seumur hidupnya.
Berbalutkan kain dan kebaya yang tidak pernah
dimimpikannya akan ia miliki, seuntai kalung emas tipis dengan gandulan
berbentuk jantung yang menghiasi lehernya, dan bedak tebal pada wajahnya, Gadis
Pantai berangkat ke kota dengan hati yang gundah dan takut harus pergi
meninggalkan semua yang dikenalnya menuju tempat dan sosok yang sama sekali
asing. Dua kendaraan berupa delman menjadi alat transportasinya. Ibu, ayah, dan
kepala kampung ikut serta.
Setibanya mereka di kediaman Bendoro, hanya kepala
kampung yang diijinkan menghadap Bendoro, sedangkan ayah kandungnya sendiri
tidak diikutsertakan dalam pembicaraan. Ayah Gadis Pantai dipersilahkan kembali
ke kampung pantai setelah mereka menginap semalam dan ibunya menyusul kemudian
hanya hitungan beberapa minggu saja. Sejak tiba di kediaman Bendoro yang sangat
luas dan terdiri dari beberapa ruang yang luas dengan lorong-lorong yang
panjang, Gadis Pantai dilayani seorang bujang wanita paruh baya. Dari bujang
paruh baya inilah Gadis Pantai belajar bagaimana bersikap di kediaman tersebut,
bagaimana melayani Bendoro, ruangan-ruangan apa saja yang ada rumah besar itu,
serta siapa sejumlah anak laki-laki yang sering dilihatnya.
Pada masa itu, seorang bendoro biasa memiliki
istri seperti Gadis Pantai, yaitu gadis-gadis yang di bawah derajat ataupun
kedudukannya untuk melatih dirinya sendiri menjadi seorang laki-laki atau suami
kelak ketika akan menikah dengan wanita yang berasal dari kalangannya sendiri
yang sederajat. Gadis-gadis seperti Gadis Pantai hanya dimanfaatkan untuk
kebutuhan biologis para bendoro, yang selanjutnya disebut sebagai Mas Nganten.
Ketika seorang Mas Nganten melahirkan seorang bayi, tugas mereka telah selesai.
Ia akan diusir dari keresidenan dan bukan lagi sebagai Mas Nganten ataupun
istri bendoro. Kalaupun wanita tersebut menjadi bujang di rumah tersebut,
wanita itu tetap harus melayani anak mereka sendiri sebagai bendoro kecil. Bayi
tersebut akan dibesarkan sebagai anak bendoro sendiri dan akan dididik dan
belajar mengaji.
Kegiatan Gadis Pantai di dalam residen tersebut
sangat terbatas dan sunyi, ia bekerja hanya untuk melayani dan taat kepada
Bendoro. Bujang wanita paruh baya yang sering melayaninya melatih Gadis Pantai
untuk siap menerima dan dipakai Bendoro, diajarkannya Gadis Pantai bagaimana
bersikap, apa saja yang tidak boleh atau harus diucapkan untuk menyenangkan
hati Bendoro. Sosok Bendoro yang halus dan lembut membuat Gadis Pantai menjadi
menerima keberadaannya sebagai Mas Nganten Bendoro. Namun keberadaan Bendoro
yang sangat jarang membuat Gadis Pantai merasa merindukan Bendoro, suaminya.
Pengetahuan yang didapatnya dari bujangnya, membuat Gadis Pantai merasakan
cemburu jika ternyata keberadaan Bendoro di kamarnya yang jarang atau Bendoro
yang sering keluar residen untuk menemui Mas Nganten-Mas Nganten yang lain
ataupun Bendoronya mempunyai Mas Nganten yang baru.
Suatu peristiwa membuat bujang paruh baya Gadis
Pantai diusir dari istana residen dan sebagai gantinya Gadis Pantai dilayani
seorang bujang yang masih muda bernama Mardinah. Ketika Gadis Pantai mendapat
izin dari Bendoro untuk mengunjungi orangtuanya di kampung pantai, Bendoro
memerintahkan Mardinah sebagai pengiringnya ke kampung halaman. Di kampung
pantai, Gadis Pantai mengetahui ternyata Mardinah merupakan utusan seorang
bendoro lain untuk membunuh Gadis Pantai, agar Bendoro melupakan Gadis Pantai
dan segera memperistri putrinya dan sebagai imbalan akan menjadikan Mardinah
sebagai istri kelimanya. Mardinah pun dihukum karena usaha percobaan pembunuhan
terhadap Gadis Pantai.
Di usia perkawinannya dengan Bendoro yang ketiga,
Gadis Pantai hamil. Ayah Gadis Pantai yang akhirnya mengetahui kedudukan
putrinya sebagai Mas Nganten yang ternyata hanya sebagai seorang istri
percobaan saja, merasa menyesal dan iba terhadap putrinya. Ketika ayahnya
mendatanginya ke kota beberapa bulan setelah kelahiran cucunya, Bendoro
menceraikan Gadis Pantai. Bendoro memberikan Gadis Pantai uang pesangon dan
memberikan ayahnya uang ganti rugi dan mengusir mereka berdua. Sembilan bulan
masa mengandung putrinya, Gadis Pantai merasa sangat sedih harus meninggalkan
putrinya yang masih bayi. Ia pun memohon kepada Bendoro untuk dapat membawa
serta putrinya karena Bendoro sendiri sudah memiliki banyak anak. Tetapi yang
didapat Gadis Pantai adalah pemukulan dan pengusiran secara kasar dari Bendoro.
Dalam perjalanan menuju kampung pantai, Gadis
Pantai memutuskan untuk tidak kembali ke kampung halamannya karena perasaan
malu terhadap orang-orang kampung. Gadis Pantai memutuskan untuk kembali ke
kota sebentar dan pergi ke Blora mencari bekas bujang wanitanya yang paruh baya
yang dulu diusir oleh Bendoro.
Itulah sinopsis novel Gadis Pantai karya Pramoedya Ananta Toer. Semoga bisa bermanfaat dan menghibur pembaca semuanya.
Itulah sinopsis novel Gadis Pantai karya Pramoedya Ananta Toer. Semoga bisa bermanfaat dan menghibur pembaca semuanya.
0 Response to "Sinopsis Novel Gadis Pantai Karya Pramoedya Ananta Toer"
Posting Komentar