Sinopsis Novel Bumi Manusia karya
Pramoedya Ananta Toer - Selamat siang,
selamat berjumpa lagi dengan blog MJ Brigaseli. Pada kesempatan kali ini saya
akan berbagi sinopsis novel Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer.
Minke adalah
seorang pribumi muda yang berbakat dan bersekolah di sekolah H.B.S. Minke juga
banyak bergaul dengan teman-temannya yang kebanyakan adalah anak-anak totok Belanda/Eropa
dan campuran totok dengan Pribumi. Sahabat pribadinya sendiri, Jean Marais,
adalah seorang totok berkebangsaan Prancis yang pernah menjadi kumpeni dan
kehilangan salah satu kakinya. Jean pun kembali bekerja sebagai pelukis
-seperti pekerjaan awalnya, untuk menghidupi dirinya dan anak semata wayangnya
yang sudah ditinggalkan ibunya.
Minke
sendiri tak ada masalah dengan hal tersebut. Ia dibesarkan dari keluarga
priyayi Jawa dan bisa menggunakan bahasa Belanda dengan fasih. Malah persoalan
awal yang dihadapinya sangat ringan. Minke sedang gelisah seperti remaja yang
tengah mabuk akan kecantikan wanita. Ia terutama, menggemari kecantikan ratu
Belanda, Sri Ratu Wihelmina.
Suatu hari,
ia mendapat tantangan dari kawan sekolahnya, Robert Suurof. Ia ditantang
menaklukkan hati wanita yang konon lebih cantik dari Sri Ratu Belanda.
Tantangan pun bersambut. Minke diajak ke rumah seorang pribumi simpanan Belanda
bernama Nyai Ontosoroh.
Di rumah
tersebut Minke bertemu dengan wanita yang konon luar biasa cantik itu. Ia
adalah Annelies, bungsu dari Nyai Ontosoroh dan adik dari Robert Mellema.
Tapi Minke
tak hanya terperdaya oleh kecantikan Annelies. Menurutnya keluarga Nyai Ontosorh
alias Sanikem sangatlah unik. Nyai Ontosoroh tampil sebagai wanita super
cerdas. Dia tak seperti nyai-nyai atau simpanan Belanda kebanyakan.
Anaknya,
Annelies juga unik. Meski luar biasa cantik, ia tak punya teman karena berhenti
sekolah. Mentalnya pun seperti bocah karena sejak kecil harus membantu ibunya
di perusahaan. Abangnya, Robert Mellema sangat sinis. Tapi setidaknya, Robert
tak semengerikan Herman Mellema (sang kepala keluarga) yang begitu jijik ada
pribumi seperti Minke yang masuk ke dalam rumahnya. Ia bahkan mengumpati Minke
dengan sebutan monyet. Untungnya, Nyai Ontosoroh memberanikan diri membela
Minke. Ini adalah tindakan luar biasa mengingat biasanya pribumi tunduk di
bawah totok Belanda.
Seiring berjalannya
waktu, Minke dan Annelies saling jatuh cinta. Tapi Minke tak menyangka bahwa
Annelies menjadi sangat bergantung padanya. Ia terus disurati agar kembali ke
rumah Nyai untuk tinggal bersama. Pernah juga Annelies sakit parah setelah lama
tak melihat Minke yang dipaksa berkunjung ke rumah orangtuanya.
Minke mau
saja sebetulnya tinggal bersama Annelies. Tapi tinggal di rumah seorang Nyai
memiliki stigma buruk di masyarakat. Seorang Nyai atau simpanan Belanda
dianggap sebagai wanita perayu yang mesum. Minke pun pernah berpandangan
demikian. Untungnya ia ditegur oleh sahabatnya, Jean Marais. Berlakulah adil
sejak dalam pikiran. Begitu pesan Jean pada Minke. Jangan menghakimi Nyai
Ontosoroh sebagai tuna susila seperti yang dilakukan orang lain.
Minke pun
kembali menginap di Wonokromo (rumah Annelies) sambil terus bersekolah di
H.B.S. Ia sendiri sudah mulai menulis untuk koran-koran. Sebagai pribumi, Minke
banyak dipuji karena mampu menulis belanda dengan sangat baik. Tapi sayangnya,
banyak temannya yang berdarah Eropa sinis padanya. Mereka merasa keeropaan
mereka tersakiti karena ada pribumi yang prestasinya lebih baik.
Meskipun
demikian, segalanya sebenarnya relatif baik-baik saja. Persoalan baru muncul
tatkala Tuan Herman Mellema meninggal. Selepas itu, datang sebuah surat
menggemparkan dari anak kandung Mellema di Belanda bernama Ir. Maurits Mellema.
Maurits adalah anak sah Herman Mellema dengan Amelia Mellema-Hammers. Maurits
menuntut seluruh kekayaan perusahaan yang dimiliki Herman Mellema yang selama
ini dibesarkan Nyai Ontosoroh. Bukan itu saja, ia minta hak asuh atas Annelies
untuk dibawa ke Belanda.
Meskipun tak
terima, pada akhirnya kasus yang diajukan Maurits dibawa ke pengadilan. Dan
sebetulnya sebelum ketok palu hakim dilakukan, semua orang sudah tahu hasilnya.
Tak ada pribumi yang bisa melawan Belanda, apalagi yang totok. Meski perusahaan
Mellema tersebut dibesarkan oleh Nyai Ontosoroh, tapi akhirnya pengadilan
memutuskan untuk menyerahkannya pada Maurits dan anak Nyai Ontosoroh (diberi
bagian karena setengah Belanda). Maurits juga meminta hak asuh atas Annelies.
Di tengah
kasus ini, Minke dengan setia berada dan membantu Nyai maupun Annelies. Ia pun
banyak diterpa gosip memalukan. Misalnya, ia mendapat stigma buruk akibat
serumah dengan simpanan Belanda. Ia pun rajin membalas dengan artikel-artikel
buatan sendiri yang dikirim ke surat kabar langganannya dan surat kabar Melayu
milik Kommer. Tapi akhirnya ia dikeluarkan dari sekolah atas tuduhan membahayakan
gadis-gadis sekolah (sebab Minke dianggap mesum dengan Nyai Ontosoroh).
Temannya, Robert Suurof adalah salah satu orang di balik peristiwa ini.
Sempat
menikah dengan Annelies untuk membuktikan bahwa stigma yang menempel padanya
tidak buruk, Minke harus kembali menelan pil pahit. Pengadilan memutuskan
segera membawa Annelies ke Belanda. Nyai Ontosoroh dan Minke mencari berbagai
cara untuk mencegah hal ini. Bahkan teman-teman Darsam, pembantu Nyai, mau
berjaga-jaga di depan rumah Nyai dengan membawa clurit dan teriakan takbir.
Kerusuhan pun pecah. Pihak Belanda memenangkan kerusuhan dan Annelies pun
dipaksa pergi dari rumahnya.
Itulah sinopsis
novel Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer. Semoga bisa bermanfaat dan
menghibur pembaca semuanya.
0 Response to "Sinopsis Novel Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer"
Posting Komentar