Sejarah Desa Sleman – Awal mula desa Sleman merupakan hamparan rawa
yang cukup luas. Di sebelah barat hamparan rawa terdapat empat “TETENGGER”
(tanah darat) yaitu tetengger Sutil, Pulo, Patra, dan Tegal Ron. Dari keempat
tetengger tersebut, tetengger Sutil menjadi sebuah pedukuhan dan disebut “Pedukuhan
Sutil”, sedangkan tetengger lainnya
sebagai tempat bercocok tanam.
Pedukuhan
Sutil kemudian berkembang menjadi sebuah pedusunan dan dinamakan Dusun Sleman
(PEKUWON), yaitu kira-kira tahun 1834 seorang kuwu telah diutus oleh Sultan
Kanoman Cirebon untuk ditempatkan di dusun Sleman tersebut bernama Raden
Rumpangat dan menjadi kuwu pertama di desa Sleman.
Tentang
awal mula nama Sleman sepintas adalah soal yang biasa saja tanpa suatu
argumentasi atau latar belakang historis tertentu. Kebetulan nama Sleman ini
sama persis dengan nama kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu Kabupaten
Sleman. “Apakah nama desa Sleman ada kaitannya dengan Kabupaten Sleman?
Jawabannya sementara mungkin.
Untuk
meyakinkan hal tersebut kita telusuri dongen atau cerita yang dituturkan oleh
para sesepuh masyarakat desa Sleman, bahwa cikal bakal perintis desa Sleman
adalah tokoh-tokoh pasukan Sultan Agung Mataram yang pada waktu itu menyerang
VOC ke Batavia pada tahun 1628. Dimana penyerangan tersebut mengalami kegagalan
dan pasukan ditarik mundur, yang untuk selanjutnya menyusu kekuatan dan membuat
perencanaan dalam rangka persiapan penyerangan yang kedua.
Dalam
persiapan penyerangan yang kedua diperlukan perencanaan yang matang. Maka
pertama-tama adalah mempersiapkan bahan makanan yaitu penyediaan lumbung-lumbung
(gudang) padi di desa Singaraja Indramayu.
Berbicara
tentang lumbung padi, maka timbul pertanyaan apakah mungkin pasukan Sultan
Agung mengangkut padi dari Mataram? Suatu hal yang tidak mungkin sebaab jaraak
antara Yogyakarta dengan Cirebon cukup jauh. Maka jalan keluar yang ditempuh
adalah memanfaatkan lahan-lahan yang ada dengan bercocok tanam padi. Maka
hamparan rawa yang cukup luas membentang dari Jatibarang sampai ke daerah
Kedokan Bunder di kecamatan Karangampel yang pada waktu itu dipergunakan
sebagai tempat persembunyian pasukan Sultan Agung, direncanakan untuk ditanami
padi atau dibuat pesawahan.
Pangeran
Surya Negara untuk dan atas nama Sultan Agung datang ke Cirebon, menghadap
Sultan Kanoman untuk memberi tahu dan minta izin menyiapkan daerah pesawahan
(lumbung padi) di daerah tersebut di atas. Kemudian Sultan Kanoman
mengikutsertakan putranya yaitu Pangeran Said untuk mendampingi Pangeran Surya
Negara. Di bawah pimpinan Pangeran Surya Negara, rawa tersebut dibuat waduk
sebagai penampung air untuk pertanian, dan dengan jalan membuat bendungan yang
memanjang dari kali Blado (yang sekarang merupakan kali kecil/selokan) terdapat
di sebelah timur polsek Jatibarang sampai Kedokan Bunder (bendungan tersebut
kini bekas-bekasnya masih ada yaitu dari tepi selatan Buyut Banjar Bulak terus
ke Timur ke desa Sleman di bagian tepi selatan tanah darat desa Sleman),
sehingga akhirnya hamparan rawa sebelah utara lambat laun menjadi lahan
pesawahan/pertanian.
Selanjutnya
setelah pedukuhan di hamparan rawa tersebut menjadi suatu pedusunan, Pangeran
Said ditugaskan sebagai kepala dusun Sutil yang kemudian disebut pula dusun
Sleman. Akan tetapi Pangeran Said menolak, dan tugas tersebut diserahkan kepada
putranya yaitu Raden Rumpangat. Sedangkan sesepuh yang menghuni dusun Sleman dijuluki
Ki Ageng Sleman. Tentang nama sebenarnya tokoh tersebut rupanya dirahasiakan atau
memang tidak diketahui. Masyarakat desa Sleman hanya menyebut “Man”, yang
maksudnya buyut Sleman, akan tetapi ada disebut-sebut nama seorang tokoh
sesepuh pedukuhan Sutil yang disebut Ki Sinun.
Dari
uraian di atas nampak jelas bahwa Sleman diambil dari nama daerah asal para
sesepuh penghuni dusun Sutil yaitu Sleman Yogyakarta.
Selanjutnya
dusun Sleman dari tahun ke tahun mengalami perkembangan sehingga menjadi sebuah
pedesaan, yang sampai sekarang telah mengalami pergantian kuwu sebanyak 27
kali.
Silsilah
Kuwu Desa Sleman Kecamatan Sliyeg Kabupaten Indramayu:
1.
Raden Rumpangat
(Kuwu 1-3 ditunjuk langsung oleh Kesultanan Cirebon)
2.
Tidak diketahui
3.
Tidak diketahui
(Kuwu 2 dan 3 adalah putra Raden Rumpangat)
4.
Kasiyem
5.
Arpan
6.
Sandrem
7.
Sangi
8.
Sakimah
9.
Mursijah
10. Warba
11. Karman dari
tahun 1898 -1902
12. Warba dari
tahun 1902 -1904
13. Rasban dari
tahun 1904 -1905
14. Sarbini dari
tahun 1905 -1910
15. Karta dari
tahun 1910 -1911
16. Castra dari
tahun 1911 -1913
17. Sarbangi dari
tahun 1913 -1919
18. H. Sapingi dari
tahun 1919 -1922
19. Sujinah dari
tahun 1922 -1935
20. H. Iksan dari
tahun 1935 -1945
21. H. Usman dari
tahun 1945 -1947
22. Sayam dari
tahun 1947 -1968
23. Nurcaman dari
tahun 1968 -1976
24. Sarman dari
tahun 1976 -1978
25. Toto karnoto dari
tahun 1978 -2009
26. Nurcaya dari
tahun 2009 -2015
27. Narwedi dari
tahun 2015 - sekarang
Itulah
sejarah desa Sleman kecamatan Sliyeg kabupaten Indramayu. Semoga bisa
bermanfaat untuk pembaca semua.
Sumber:
Pemerintah Kecamatan Sliyeg.
0 Response to "Sejarah Desa Sleman"
Posting Komentar