Sinopsis Novel Darah Muda Karya Djamaluddin Adinegoro


Sinopsis Novel Darah Muda Karya Djamaluddin Adinegoro - Assalamualaikum, selamat sore selamat berjumpa lagi dengan blog MJ Brigaseli. Pada kesempatan kali ini saya akan berbagi sinopsis tentang salah satu novel Balai Pustaka yang berjudul Darah Muda karya Adinegoro atau Djamaluddin yang bergelar Datuk Maradjo Sutan yang dibuat pada tahun 1928.
Tema cerita: Kisah perkawinan dua adat dan suku yang berbeda, antara seorang pemuda Minangkabau dengan perawan Sunda.

Seting cerita: Jakarta dan Bukittinggi 
Tokoh-tokoh dan watak:
Nurdin: seorang pemuda terpelajar. Dia adalah alumnus dari sekolah kedokteran Stovia. Dia termasuk pemuda yang sentimentil.
Rukmini: seorang perawan Priangan, terpelajar, serta seorang guru di Bukittinggi.
Harun: seorang pemuda Minang, dia mempunyai sifat yang jelek.
Gapur: sahabat Harun dan sekaligus teman Rukmini, serta dia merupakan orang tangan kanannya Harun.
Ibu Nurdin: simbol seorang perempuan Padang yang cukup berpegang teguh pada adat istiadat Padang.

Ringkasan Cerita:
Setelah lulus dari sekolah kedokterannya, Nurdin disuruh oleh orang tuanya untuk kembali ke Padang (Bukittinggi), dikarenakan orang tuanya sudah sangat rindu untuk ingin bertemu. Di perjalanan, Nurdin berkenalan dengan seorang gadis Priangan yang bernama Rukmini. Rupanya, ia hendak menjenguk ibunya di Bengkulu. Rukmini adalah seorang guru sekolah rendah.
Sepulangnya dari Padang, Nurdin bekerja di CBZ daerah Jakarta. Kurang dari setahun dia bekerja di situ. Lalu, dia dipindahtugaskan ke Bukittinggi. Sampai di Bukittinggi, Nurdin oleh Ibunya hendak dikawinkan dengan gadis sedaerahnya atas pilihan Ibunya. Namun, Nurdin menolak tawaran itu, sebab dia sudah terpaut dengan Rukmini, gadis Priangan itu.
Rupanya, tidak lama berselang, Nurdin bertemu lagi dengan Rukmini di Padang, yaitu ketika Rukmini sedang berusaha mencari tempat pengajar pada sebuah sekolah partikelir di Padang tersebut.

Di suatu hari Nurdin pulang ke Bukittinggi. Dia bertemu lagi dengan Rukmini dalam kereta api yang ditumpanginya. Pada waktu itu, Rukmini sedang menjenguk Ibunya yang sedang sakit di 
Bukittinggi. Ibu Rukmini ternyata diobati oleh Nurdin, sehingga hubungan kedua anak muda itu semakin dekat dan semakin akrab. Namun, Ibu Nurdin tidak menyetujui hubungan Mereka.
Setelah terjadi perselisihan paham dan perdebatan yang panjang antara Nurdin dan Ibunya tentang masalah jodoh dan kawin paksa serta poligami. Akhirnya, walaupun hanya dengan setengah hati Ibunya Nurdin memperbolehkan mereka untuk menikah. Akan tetapi, walaupun Ibu Nurdin telah merestui mereka dengan setengah hati itu, rupanya pernikahan antara kedua anak muda itu gagal.
Kegagalan itu disebabkan oleh masalah adat istiadat tata cara lamar-melamar. Sebagai orang Minang, secara adat Ibu Nurdin ingin agar pihak perempuan yang harus meminang pihak pria. Sebaliknya, menurut Rukmini, dimana menurut adat Sunda yang melamar itu seharusnya pihak pria. Nah, di sini letak kedua belah pihak sama-sama ngotot mempertahankan adat istiadat masing-masing. Akibatnya karena tidak ada kata sepakat, maka mereka tidak jadi menikah pada waktu itu.
Akibat kenyataan itu, kenyataan Rukmini yang tidak mau mengalah dan sekaligus dia tidak begitu setuju Nurdin menikah dengan gadis luar masyarakat Minang. Maka, ibu Nurdin selanjutnya mulai melaksanakan niatnya unntuk merenggangkan hubungan antara Nurdin dengan Rukmini. Dia kemudian menyebar isu kepada keluarga Rukmini, bahwa Nurdin akan segera menikah dengan gadis sedaerahnya atau gadis Minang dalam waktu dekat.

Rupanya ada seorang pria yang akan mengambil kesempatan dalam kesempitan ini, dia bernama Harun. Harun secara terang-terangan langsung melamar Rukmini, sambil membawa isu bahwa Nurdin akan segera menikah.

Tidak hanya sebatas itu usaha Harun, karena ternyata lamaran dan cintanya sama Rukmini, dia kemudian menyuruh Gapur, temannya agar mencuri foto Rukmini. Maksud pencurian foto itu tidak lain agar Nurdin curiga dan cemburu. Caranya dia pura-pura sakit. Foto Rukmini dia taruh di meja kamarnya. Kemudian, dia panggil Nurdin agar mengobatinya.

Rupanya siasat Harun ini cukup sukses, sebab sewaktu Nurdin mengobati Harun di kamarnya itu dia melihat foto Rukmini yang terpampang dengan cantik di kamar Harun. Nurdin langsung cemburu dan curiga. Dia curuiga kepada Rukmini, bahwa benar Rukmini telah berpaling darinya dan mendapat pemuda baru yang bernama Harun itu. Hasilnya, Nurdin langsung memutuskan tali kasihnya dengan Rukmini.

Putusnya tali kasih Nurdin dengan Rukmini tidak hanya Harun yang senang, terlebih ibunya Nurdin. Dia semakin sayang kepada Nurdin yang memang terlihat jelas sudah renggang dengan Rukmini. Namun, kegembiraan ibu Nurdin ini tidak lama, sebab tidak lama kemudian rupanya Nurdin jatuh sakit akibat kenyataan itu. Melihat kenyataan itu, ibu Nurdin sangat menyesal telah berbuat demikian. Penyesalannya itu, dia utarakan sendiri kepada Nurdin.

Sewaktu Nurdin sakit, Nurdin minta agar Rukmini bersedia menengoknya dan sekaligus dia hendak minta maaf atas kesalahan pada Rukmini. Rukmini memenuhi permintaan Nurdin itu, dia langsung datang ke Padang menjenguk Nurdin. Dan pada saat itu, Rukmini menyerahkan buku hariannya kepada Nurdin. Buku harian tersebut berisi tentang bagaimana besarnya cinta Rukmini kepada Nurdin. Nurdin menjadi terharu setelah membaca buku harian Rukmini tersebut. Hati dan pikirannya langsung terbuka, sebab ternyata Nurdin sembuh. Nurdin langsung menikah dengan Rukmini. Akhirnya, jadilah mereka sebuah keluarga yang bahagia.

Itulah tadi sinopsis novel Darah Muda karya Djamaluddin Adinegoro. Semoga bermanfaat, wassalamualaikum.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Sinopsis Novel Darah Muda Karya Djamaluddin Adinegoro"

Posting Komentar