Sejarah Desa Longok dimulai dari zaman penjajahan Belanda, dimana
desa Longok merupakan desa yang belum terbentuk sebagai sebuah desa yang
mandiri. Desa ini merupakan pecahan dari desa Tugu, kecamatan Sliyeg, yang
sebelumnya digunakan sebagai tempat penyimpanan padi atau gudang padi untuk
desa Tugu itu sendiri. Sebelumnya nama desa Longok adalah desa Cipta Laksana
yang artinya dapat melaksanakan dan menciptakan sebuah desa baru yang
sebelumnya sulit untuk membentuk desa baru tersebut.
Pemimpin pertama desa Cipta Laksana adalah Ki Mustal yang merupakan
adik dari pemimpin desa Tugu yaitu Nyi Labda Pria. Ki Mustal dianggap belum
terlalu mahir dalam kepemimpinannya sehingga orang tua mereka meminta sang
kakak untuk selalu menengok ke desa Cipta Laksana, yang menengok dalam bahasa
Jawa disebut Longok. Berawal dari kisah tersebutlah Desa Cipta Laksana diubah
menjadi Desa Longok.
Adapun kehidupan ekonomi Desa Longok dapat dilihat dari sistem
penyimpanan uangnya, yaitu dengan menggunakan brankas yaitu berupa kotak yang
terdapat pisau sangat tajam yang bergerak dengan beban. Sistem pengamanan pada
brankas tersebut adalah adanya pedang yang terpasang menyilang di depan brankas
sehingga disebut pedangan. Hal ini berfungsi untuk melindungi uang dari siapa saja
yang ingin mengambil uang tersebut. Kunci barankas dipegang oleh kepala desa.
Selain itu, uang diberi nomor seri, maka apabila ada nomor seri yang berbeda,
yang dihukum adalah bendaharanya walaupun jumlahnya sama.
Nama kelompok taninya yaitu Gebang Sari, berasal dari pohon gebang.
Dahulu, setiap setahun sekali diberikan sesajen/do’a di bawah pohon tersebut.
Di Desa Longok terdapat tiga blok yaitu blok Desa karena paling dekat dengan
balai desa, blok Siwalan berasal dari nama pohon siwalan, dan blok Sigedang
karena banyak pohon gedang (pisang).
Dari berbagai sumber.
0 Response to "Sejarah Desa Longok"
Posting Komentar