MAKALAH
PROFIL PEMBELAJAR SMP DAN SMA/SMK DI INDRAMAYU
DALAM PEMEROLEHAN BAHASA
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah “Pengajaran Menyimak”
Pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Dosen Pengampu : Drs.
Syarief Muchtar, M. Pd
Disusun oleh :
Semester II A
Semester
II B
Semester
II C
PRODRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS WIRALODRA
INDRAMAYU
2014
Kata Pengantar
Alhamdulillah puji dan syukur
kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas segala limpahan rahmat-Nya kami
dapat menyusun tugas ini dengan tepat waktu. Sholawat serta salam kami
limpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, beserta keluarganya,
sahabatnya dan seluruh umatnya sampai akhir zaman.
Makalah ini
membahas tentang profil pembelajar SMP dan SMA.SMK di Indramayu dalam
pemerolehan bahasa. Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak mendapatkan
bimbingan, bantuan, dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah yang kami buat. Terutama ucapan terima kasih
ditujukan kepada dosen mata kuliah Pengajaran Menyimak, Drs. Syarief Muchtar M. Pd.
Adapun isi dari makalah ini jauh dari sempurna karena
keterbatasan kemampuan kami, baik kemampuan mengolah konsepsi ataupun kemampuan
apersepsi. Sehingga harap dimaklumi apabila isi makalah kami banyak
kekurangan, itu sebabnya kritik dan saran sangat kami harapkan
untuk perbaikan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun
pembaca, dan menjadi tambahan bagi khazanah ilmiah kita semua.
Indramayu, 25 April 2014
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.1.1
Pemerolehan Bahasa Pertama (P1)
Pemerolehan bahasa adalah proses
manusia mendapatkan kemampuan untuk menangkap, menghasilkan, dan menggunakan
kata untuk pemahaman dan komunikasi.
Pemerolehan
bahasa biasanya merujuk pada pemerolehan bahasa pertama yang mengkaji
pemerolehan anak terhadap bahasa ibu mereka dan bukan pemerolehan bahasa kedua
yang mengkaji pemerolehan bahasa tambahan oleh anak-anak atau orang dewasa
Secara
harfiah pemerolehan bahasa pertama (P1) dapat diartikan sebagai penerimaan
pesan berupa bunyi-bunyi oleh anak semenjak ia masih bayi. Pemerolehan Bahasa
Pertama juga bisa diartikan bagaimana anak memperoleh bahasa ibu tanpa
kesengajaan dan sangat dipengaruhi oleh lingkungannya. Lingkungan tersebut
adalah orang-orang yang ada di sekitarnya dan ragam bahasa yang digunakan oleh
mereka yang sempat tertangkap oleh daya simak seoarang anak. Pemerolehan bahasa
ini tanpa diminta, tanpa disengaja dan tanpa diperintah. Sebagaimana sifat
dasar anak adalah meng’imitasi’ dari sifat orang tuanya atau dari lingkungan
tempat ia tinggal dan berkembang.
Pada perkembangan selanjutnya, semakin tingi tingkat
intelegensi anak, semakin banyak ia membutuhkan ragam bahasa yang bisa diterima
oleh otaknya agar ia bisa mengkomunikasi pesan yang beragam. Karena itu, anak
kemudian mentransfer banyak data bahasa dari berbagai sumber. Sumber-sumber itu
antara lain adalah buku, majalah, koran dan televisi.
Sampai pada tahap-tahap pembelajaran bahasa yang lebih tinggi, pemerolehan bahasa pertama memegang peranan penting. Pemerolehan bahasa kedua dan selebihnya merupakan penerus dari pemerolehan bahasa pertama. Jika seorang anak dibesarkan dalam lingkungan bahasa yang beragam dan sehat, maka ia akan memiliki kemampuan bahasa yang tinggi. Begitu juga sebaliknya
Sampai pada tahap-tahap pembelajaran bahasa yang lebih tinggi, pemerolehan bahasa pertama memegang peranan penting. Pemerolehan bahasa kedua dan selebihnya merupakan penerus dari pemerolehan bahasa pertama. Jika seorang anak dibesarkan dalam lingkungan bahasa yang beragam dan sehat, maka ia akan memiliki kemampuan bahasa yang tinggi. Begitu juga sebaliknya
Selama pemerolehan bahasa pertama, ada dua proses yang
terjadi ketika anak-anak memperoleh bahasa pertamanya. Proses yang dimaksud
adalah proses kompetensi dan proses performansi. Kedua proses ini
merupakan dua proses yang berlainan. Kompetensi adalah proses penguasaan tata
bahasa (fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik) secara tidak disadari.
Kompetensi ini dibawa oleh setiap anak sejak lahir. Meskipun dibawa sejak
lahir, kompetensi memerlukan pembinaan sehingga anak-anak memiliki performansi
dalam berbahasa. Performansi adalah kemampuan anak menggunakan bahasa untuk
berkomunikasi. Performansi terdiri dari dua proses, yaitu proses pemahaman dan
proses penerbitan kalimat-kalimat. Proses pemahaman melibatkan kemampuan
mengamati atau mempersepsi kalimat-kalimat yang didengar, sedangkan proses
penerbitan melibatkan kemampuan menghasilkan kalimat-kalimat sendiri.
1.1.2
Pemerolehan Bahasa Kedua (P2)
Secara
umum pemerolehan bahasa kedua (P2) mengacu kepada mengajar dan belajar bahasa
asing atau bahasa kedua lainnya, kita berbicara mengenai mengajar dan belajar
bahasa, otomatis kita teringat akan kelas di sekolah.
Pemerolehan bahasa memang bersamaan
dengan proses yang digunakan oleh anak-anak dalam pemerolehan bahasa pertama
dan pemerolehan bahasa kedua.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun
rumusan masalah dalam membuat makalah ini adalah:
1. Bagaimana
komposisisi P1 dan P2 bagi pembelajar di Indramayu?
2. Bagaimana
profil pemakai Bahasa Indonesia di tingkat SMP/SMA di Indramayu?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dalam membuat makalah ini adalah:
1. Ingin
mengetahui komposisisi P1 dan P2 bagi pembelajar di Indramayu?
2. Ingin
mengetahui profil pemakai Bahasa Indonesia di tingkat SMP/SMA di Indramayu?
1.4 Objek, Tempat, dan Waktu
Survey memberikan angket pertanyaan tentang P1 dan
P2 ini dilaksanakan di SMP dan SMA/SMK di wilayah Indramayu dari tanggal 5-10
April 2014.
BAB
2
PEMBAHASAN
2.1 Komposisi P1 dan P2 bagi Pembelajar
di Indramayu
Berdasarkan survey yang
telah kami lakukan dengan mengambil sample
kepada siswa-siswi di SMP dan SMA/SMK di wilayah Indramayu, kami
mendapatkan jawaban-jawaban dari angket pertanyaan tersebut. Dari data itu kami
bisa mengetahui komposisi P1 dan P2 bagi pembelajar di Indramayu.
1. Apakah
Anda lahir di Indramayu?
Dari 124 siswa, 111 siswa menjawab Ya,
dan 13 siswa menjawab Tidak.
2. Apakah
bahasa Ibu Anda adalah Bahasa Indramayu?
Dari 490 siswa, 374 siswa
menjawab Ya, dan 116 siswa menjawab Tidak.
3. Apakah
ketika di rumah Anda menggunakan P1?
Dari 140 siswa, 113 siswa
menjawab Ya, dan 27 siswa menjawab Tidak.
4. Apakah
ketika di rumah Anda pernah menggunakan P2?
Dari 124 siswa, 75 siswa menjawab Ya, dan 49 siswa menjawab
Tidak.
5. Apakah
ketika di sekolah Anda menggunakan P2 dengan guru?
Dari 160 siswa, 123 siswa menjawab Ya, dan 37 siswa menjawab
Tidak.
6. Apakah
ketika di sekolah Anda menggunakan P2 dengan teman sekolah?
Dari 138 siswa, 44 siswa menjawab Ya, 28
siswa menjawab Tidak, dan 66 siswa menjawab kadang-kadang.
7. Apakah
bahasa Ibu ikut berpengaruh terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia Anda?
Dari
124 siswa, 81 siswa menjawab Ya, dan 43 siswa menjawab Tidak.
8. Apakah
Bahasa Indonesia bagi pembelajar di Indramayu adalah sebagai P2?
Dari
279 siswa, 198 siswa menjawab Ya, dan 81 siswa menjawab Tidak.
9. Apakah
Anda merasa bangga menggunakan Bahasa Indramayu di lingkungan sekolah?
Dari 124 siswa, 81 siswa menjawab Ya, dan
43 siswa menjawab Tidak.
10. Apakah
Anda mempunyai keinginan untuk belajar dan mahir berbahasa lain selain Bahasa
Indramayu dan Bahasa Indonesia?
Dari 124 siswa, 123
siswa menjawab Ya, 1 siswa menjawab Tidak.
11. Apakah
Anda mulai belajar menggunakan bahasa Indonesia pada umur 10-12 tahun?
Dari 16 siswa, 12 siswa menjawab
Ya, dan 4 siswa menjawab Tidak.
12. Apakah
Anda merasa malu menggunakan bahasa
Indramayu ketika berada di luar Kota Indramayu?
Dari 16 siswa, 7 siswa menjawab Ya,
dan 9 siswa menjawab Tidak.
Cara
penghitungan persen (%)
Jumlah jawaban yang didapat : total responden x 100%
=…..
Maka
diperoleh kesimpulan, diantaranya:
1. 89,5%
siswa lahir di Indramayu, dan 10,5% siswa tidak lahir di Indramayu. Dengan kata
lain, mayoritas siswa di Indramayu merupakan orang Indramayu asli.
2. 76,3%
siswa P1-nya adalah Bahasa Indramayu, dan 23,7% P1-nya bukan Bahasa Indramayu.
Dengan kata lain, mayoritas siswa di Indramayu P1-nya adalah Bahasa Indramayu.
3. 80,7%
siswa ketika di rumah menggunakan P1, dan 19,3% tidak menggunakan P1. Dengan
kata lain, mayoritas siswa di Indramayu ketika di rumah menggunakan P1.
4. 60,5%
siswa ketika di rumah pernah menggunakan P1, dan 39,5% belum pernah menggunakan
P2 ketika di rumah. Dengan kata lain, mayoritas siswa ketika berada di rumah
pernah menggunakan P1 dengan keluarganya.
5. 76,9%
siswa ketika di sekolah menggunakan P2 atau Bahasa Indonesia saat berkomunikasi
dengan guru, dan 23,1% tidak menggunakan P2 saat berkomunikasi dengan guru.
Dengan kata lain, mayoritas siswa ketika di sekolah menggunakan P2 atau Bahasa
Indonesia saat berkomunikasi dengan guru.
6. 31,9%
siswa ketika di sekolah menggunakan P2 saat berkomunikasi dengan teman, 20,3%
siswa tidak menggunakan P2 saat berkomunikasi dengan teman, dan 47,8% siswa
kadang-kadang menggunakan P2 saat berkomunikasi dengan teman. Dengan kata lain,
mayoritas siswa di Indramayu kadang-kadang menggunakan P2 saat berkomunikasi
dengan teman di sekolah.
7. 65,3%
siswa yang P1-nya bukan Bahasa Indonesia mengaku bahwa P1 berpengaruh terhadap
pembelajaran Bahasa Indonesia, dan 34,7% siswa mengaku bahwa P1 tidak
berpengaruh terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia. Dengan kata lain, mayoritas
siswa di Indramayu mengaku bahwa P1 berpengaruh terhadap pembelajaran Bahasa
Indonesia.
8. 71%
siswa berpendapat bahwa P2 bagi pembelajar di Indramayu adalah Bahasa
Indonesia, dan 29% siswa berpendapat bahwa P2 bagi pembelajar di Indramayu
adalah bukan Bahasa Indonesia. Dengan kata lain, mayoritas siswa di Indramayu
berpendapat bahwa P2 bagi pembelajar di Indramayu adalah Bahasa Indonesia.
9. 65,3%
siswa merasa bangga menggunakan Bahasa Indramayu di sekolah, dan 34,7% siswa tidak merasa bangga menggunakan Bahasa
Indonesia. Dengan kata lain, mayoritas siswa di indramayu merasa bangga
menggunakan Bahasa Indramayu di lingkungan sekolah.
10. 99,2%
siswa mempunyai keinginan untuk belajar dan mahir berbahasa selain Bahasa
Indramayu dan bahasa Indonesia, dan 0,8 % siswa tidak mempunyai keinginan untuk
belajar dan mahir berbahasa selain Bahasa Indramayu dan bahasa Indonesia.
Dengan kata lain, mayoritas siswa di Indramayu mempunyai keinginan untuk
belajar dan mahir berbahasa selain Bahasa Indramayu dan bahasa Indonesia.
11. 75%
siswa mulai belajar menggunakan Bahasa Indonesia pada umur 10-12 tahun, dan 25%
siswa belum mulai belajar menggunakan Bahasa Indonesia pada umur 10-12 tahun.
Dengan kata lain, mayoritas siwa di Indramayu mulai belajar menggunakan Bahasa
Indonesia pada umur 10-12 tahun.
12. 43,7%
siswa merasa malu menggunakan bahasa
Indramayu ketika berada di luar Kota Indramayu, dan 56,3% siswa merasa
tidak malu menggunakan bahasa Indramayu
ketika berada di luar Kota Indramayu. Dengan kata lain, minoritas siswa di
Indramayu merasa malu menggunakan bahasa
Indramayu ketika berada di luar Kota Indramayu.
2.2 Profil Pemakai Bahasa Indonesia di
tingkat SMA/SMK di Indramayu
Melihat
data-data diatas, profil pemakai bahasa Indonesia di tingkat SMP dan SMA/SMK di
Indramayu adalah anak usia 10-18 tahun. Mereka menggunakan bahasa Indonesia
sebagai pemerolehan bahasa kedua atau P2.
BAB
3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang
berhasil kami dapatkan dari data di atas adalah:
1. mayoritas
siswa di Indramayu merupakan orang Indramayu asli.
2. mayoritas
siswa di Indramayu P1-nya adalah Bahasa Indramayu.
3. mayoritas
siswa di Indramayu ketika di rumah menggunakan P1.
4. mayoritas
siswa ketika berada di rumah pernah menggunakan P1 dengan keluarganya.
5. mayoritas
siswa ketika di sekolah menggunakan P2 atau Bahasa Indonesia saat berkomunikasi
dengan guru.
6. mayoritas
siswa di Indramayu kadang-kadang menggunakan P2 saat berkomunikasi dengan teman
di sekolah.
7. mayoritas
siswa di Indramayu mengaku bahwa P1 berpengaruh terhadap pembelajaran Bahasa
Indonesia.
8. mayoritas
siswa di Indramayu berpendapat bahwa P2 bagi pembelajar di Indramayu adalah
Bahasa Indonesia.
9. mayoritas
siswa di indramayu merasa bangga menggunakan Bahasa Indramayu di lingkungan
sekolah.
10. mayoritas
siswa di Indramayu mempunyai keinginan untuk belajar dan mahir berbahasa selain
Bahasa Indramayu dan bahasa Indonesia.
11. mayoritas
siwa di Indramayu mulai belajar menggunakan Bahasa Indonesia pada umur 10-12
tahun.
12. minoritas
siswa di Indramayu merasa malu menggunakan bahasa Indramayu ketika berada di luar Kota
Indramayu.
3.2 Saran
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis menganggap
perlu menyampaikan saran, diantaranya adalah:
1. Penulis
mengharapkan kepada pembaca untuk lebih memahami materi dalam makalah ini
karena sangat berguna bagi mahasiswa yang mempelajari mata kuliah pengajaran
menyimak.
2. Penulis
mengharapkan mahasiswa FKIP dapat mengetahui gambaran mengenai strategi
pembelajaran yang akan diterapkan ketika menjadi seorang guru dan menjadikan
makalah ini sebagai salah satu acuan data tentang P1 dan P2 bagi pembelajar di
Indramayu.
3. Pengajar
seharusnya member pengarahan terhadap siswa untuk menggunakan Bahasa Indonesia
ketika dalam forum formal.
0 Response to "Makalah Profil P1 dan P2 di Indramayu"
Posting Komentar