MAKALAH
KETERAMPILAN
BERBAHASA DAN TEKNIK MEMBACA
Disusun Oleh:
Amin Qutbi
Moh Fredi Gunawan
Muhammad Jammal Baligh
Pa’adi
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS WIRALODRA
INDRAMAYU
2013
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah
puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas segala limpahan
rahmat-Nya kami dapat menyusun makalah ini dengan tepat waktu. Sholawat serta
salam kami limpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, beserta
keluarganya, sahabatnya dan seluruh umatnya sampai akhir zaman.
Makalah ini membahas tentang hambatan dalam berbicara. Dalam penyusunan
makalah ini, kami banyak mendapatkan bimbingan, bantuan, dan dorongan dari
berbagai pihak.Oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah yang kami buat. Terutama ucapan terima kasih ditujukan
kepada dosen mata kuliah Berbicara, Ibu
Widarsih, S. Pd.
Adapun isi dari makalah ini jauh
dari sempurna karena keterbatasan kemampuan kami, baik kemampuan mengolah
konsepsi ataupun kemampuan apersepsi. Sehingga
harap di maklumi
apabila isi makalah kami banyak kekurangan, itu sebabnya kritik dan saran
sangat kami harapkan untuk perbaikan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca, dan
menjadi tambahan bagi khazanah ilmiah bagi kita semua.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
A.
KETERAMPILAN BERBAHASA.......................................................................................1
I.
Pengertian Keterampilan
Berbahasa..........................................................................1
II.
Jenis-Jenis Keterampilan
Berbahasa..........................................................................1
1.
Keterampilan Menyimak........................................................................................1
2.
Keterampilan
Berbicara.........................................................................................2
3.
Keterampilan
Membaca.........................................................................................2
4.
Keterampilan
Menulis............................................................................................2
B.
TEKNIK MEMBACA............................................................................................................3
1.
Membaca
Cepat.............................................................................................................3
2.
Membaca Sekilas...........................................................................................................4
3.
Membaca
memindai......................................................................................................4
4.
Membaca Intensif..........................................................................................................4
5.
Membaca
Ekstensif.......................................................................................................5
A.
KETERAMPILAN BERBAHASA
I. Pengertian Keterampilan Berbahasa
Menurut Hoetomo MA (2005:531-532), terampil adalah cakap dalam menyelesaikan tugas, mampu dan cekatan. Keterampilan adalah kecakapan untuk menyelesaikan tugas. atau kecakapan mengembangkan manusia, bermutu dan memiliki pengetahuan, keterampilan dan kemampuan sebagaimana diisyaratkan (Suparno, 2001:27).
II. Jenis – Jenis Keterampilan
Berbahasa
Sehubungan
dengan penggunaan bahasa, terdapat empat keterampilan dasar bahasa, yaitu mendengarkan
(menyimak), berbicara, membaca, dan menulis.
1. Keterampilan
Menyimak
Menyimak adalah keterampilan
memahami bahasa lisan yang bersifat reseftif. Dengan demikian di sini berarti
bukan sekedar mendengarkan bunyi-bunyi bahasa melainkan sekaligus memahaminya.
Dalam bahasa pertama (bahasa ibu), kita memperoleh keterampilan mendengarkan
melalui proses yang tidak kita sadari sehingga kitapun tidak menyadari begitu
kompleksnya proses pemmerolehan keterampilan mendengar tersebut. Berikut ini secara
singkat disajikan disekripsi mengenai aspek-aspek yang terkait dalam upaya
belajar memahami apa yang kita sajikan dalam bahasa kedua.
Ada dua jenis situasi dalam mendengarkan yaitu situasi mendengarkan secara interaktif dan situasi mendengarkan secara non interaktif. Mendengarkan secara interaktif terjadi dalam percakapan tatap muka dan percakapan di telepon atau yang sejenis dengan itu. Dalam mendengarkan jenis ini kita secara bergantian melakukan aktivitas mendengarkan dan memperoleh penjelasan, meminta lawan bicara mengulang apa yang diucapkan olehnya atau mungkin memintanya berbicara agak lebih lambat. Kemudian contoh situasi-situasi mendengarkan noninteraktif, yaitu mendengarkan radio, TV, dan film, khotbah atau mendengarkan dalam acara-acara seremonial. Dalam situasi mendengarkan nonietraktif tersebut, kita tidak dapat meminta penjelasan dari pembicara, tidak bisa meminta pembicaraan diperlambat.
Berikut ini adalah keterampilan-keterampilan mikro yang terlibat ketika kita berupaya untuk memahami apa yang kita dengar, yaitu pendengar harus;
- Menyimpan/mengingat unsur bahasa yang didengar menggunakan daya ingat jangka pendek (short term memory).
- Berupaya membedakan bunti-bunyi yang yang membedakan arti dalam bahasa target.
- Menyadari adanya bentuk-bentuk tekanan dan nada, warna suara dan intinasi, menyadari adanya reduksi bentuk-bentuk kata.
1
- Membedakan dan memahami arti dari kata-kata yang didengar.
- Mengenal bentuk-bentuk kata yang khusus (typical word-order patterns).
2. Keterampilan Berbicara
Kemudian
sehubungan dengan keterampilan berbicara secara garis besar ada tiga jenis
situasi berbicara, yaitu interaktif, semiaktif, dan noninteraktif.
Situasi-situasi berbicara interaktif, misalnya percakapan secara tatap muka dan
berbicara lewat telepon yang memungkinkan adanya pergantuan anatara berbicara
dan mendengarkan, dan juga memungkinkan kita meminta klarifikasi, pengulangan
atau kita dapat meminta lawan berbicara, memperlambat tempo bicara
dari lawan bicara. Kemudian ada pula situasi berbicara yang semiaktif, misalnya
dalam berpidato di hadapan umum secara langsung. Dalam situasi ini, audiens
memang tidak dapat melakukan interupsi terhadap pembicaraan, namun pembicara
dapat melihat reaksi pendengar dari ekspresi wajah dan bahasa tubuh mereka.
Beberapa situasi berbicara dapat dikatakan bersifat noninteraktif, misalnya
berpidato melalui radio atau televisi.
Berikut ini beberapa keterampilan mikro yang harus dimiliki dalam berbicara, dimana permbicara harus dapat;
- Mengucapkan bunyi-bunyi yang berbeda secara jelas sehingga pendengar dapat membedakannya.
- Menggunakan tekanan dan nada serta intonasu secara jelas dan tepat sehingga pendengar daoat memahami apa yang diucapkan pembicara.
- Menggunakan bentuk-bentuk kata, urutan kata, serta pilihan kata yang tepat.
- Menggunakan register aau ragam bahasa yang sesuai terhadap situasi komunikasi termasuk sesuai ditinjau dari hubungan antar pembicara dan pendengar.
- Berupaya agar kalimat-kalimat untama jelas bagi pendengar.
3. Keterampilan
Membaca
Membaca adalah keterampilan reseptif bahasa tulis. Keterampilan membaca dapat dikembangkan secara tersendiri, terpisah dari keterampilan mendengar dan berbicara. Tetapi, pada masyarakat yang memilki tradisi lireasi yang telah berkembang, seringkali keterampilan membaca dikembangkan secara terintergrasi dengan keterampilan menyimak dan berbicara.
Keterampilan-keterampilan mikro yang terkait dengan proses membaca yang harus dimiliki oleh pembicara adalah;
- Mengenal sistem tulisan yang digunakan.
- Mengenal kosakata.
- Menentukan kata-kata kunci yang mngindentifikasikan topik dan gagasan utama.
- Menentukan makna kata-kata, termasuk kosakata split, dari konteks tertulis.
- Mengenal kelas kata gramatikal, kata benda, kata sifat, dan sebagainya.
4. Keterampilan
Menulis
Menulis
adalah keterampilan produktif dengan menggunakan tulisan. Menulis dapat
dikatakan suatu keterampilan berbahasa yang paling rumit di antara jenis-jenis
keterampilan berbahasa lainnya. Ini karena menulis bukanlah sekedar menyalin
kata-kata dan kalimat-kalimat, melainkan juga mengembangkan dan menuangkan
pikiran-pikiran dalam suatu struktur tulisan yang teratur.
Berikut ini keterampilan-keterampilan mikro yang diperlukan dalam menulis.
- Menggunakan ortografi dengan benar, termasuk di sini penggunaan ejaan.
- Memilih kata yang tepat.
- Menggunakan bentuk kata dengan benar.
- Mengurutkan kata-kata dengan benar.
- Menggunakan struktur kalimat yang tepat dan jelas bagi pembaca.
Keterampilan
menulis adalah kemampuan yang dimiliki seseorang dalam bidang tulis menulis
sehingga tenaga potensial dalam menulis. Keterampilan menulis untuk saat
sekarang telah menjadi rebutan dan setiap orang berusaha untuk dapat berperan
dalam dunia menulis. Banyak orang berusaha meningkatkan keterampilan menulisnya
dengan harapan dapat menjadi penulis handal.
Seperti diketahui, menulis itu adalah sebuah keterampilan sehingga dapat dilatih sedemikian rupa meningkatkan kemampuan tersebut. Dalam dunia penulisan, pengetian keterampilan menulis seringkali menjadi sesuatu yang bias sehingga banyak yang tidak memahami pengertian yang sesungguhnya. Hal ini banyak dibuktikan dari kenyataan banyak yang menganggap bahwa menulis itu ditentukan karena bakat.
Apakah benar, kemampuan menulis itu ditentukan oleh bakat? Jika ditelaah pengertian bakat, setidaknya secara sederhana anda dapat mengatakan bahwa bakat adalah kemampuan yang dimiliki dan dibawa seseorang sejak lahir. Padahal sebenarnya pengertian keterampilan menulis itu adalah keterampilan itu sendiri. Artinya, seseorang mempunyai kemampuan menulis karena dia terampil. Sementara untuk dapat terampil dalam menulis, maka dia harus melakukannya secara langsung atau melatih dirinya sehingga terampil. Dengan demikian pengertian keterampilan menulis adalah kemampuan yang didapat dan dimiliki oleh seseorang setelah melalui proses pelatihan secara itens, khusus dalam bidang menulis. Dengan mengikuti pelatihan atau berlatih secara itens, maka seseorang dapat terampil menulis.
B. TEKNIK
MEMBACA
1.
Membaca
Cepat
Teknik
membaca cepat dapat digunakan sebagai salah satu cara belajar efektif. Membaca
cepat merupakan teknik membaca dengan memindahkan padangan mata secara cepat,
kata demi kata, frase demi frase, atau baris demi baris. Teknik membaca cepat
bertujuan agar pembaca dapat memahami bacaan dengan cepat. Cara membaca cepat:
1. Konsentrasi saat membaca.
2. Menghilangkan kebiasaan membaca
dengan bersuara dan bibir bergerak.
3. Perluas jangkauan mata ketika
membaca.
4. Tidak mengulang-ulang bacaan.
Dalam
teknik membaca cepat, digunakan rumus untuk menghitung kecepatan membaca. Rumus
tersebut adalah:
KB : Jumlah kata dalam bacaan
x 100%
Waktu yang ditempuh
Keterangan:
KB = Kecepatan Membaca
2.
Membaca Sekilas
Membaca
sekilas (skimming) biasa dilakukan ketika membaca koran atau
bacaan-bacaan ringan lainnya. Teknik membaca ini dilakukan dengan tujuan agar
dapat menemukan infromasi yang diperlukan. Ketika membaca koran, tidak semua
informasi dalam koran perlu dibaca, hanya hal-hal yang dianggap penting sudah
mewakili informasi yang ingin diketahui.
Membaca
sekilas adalah teknik membaca yang dilakukan sekilas pada bagian-bagian teks,
terutama judul, daftar isi, kata pengantar. indeks atau hal umum lainnya.
Hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam membaca sekilas adalah sebagai berikut:
1. jika membaca koran, bacalah
setiap judul bacaan dalam koran tersebut,
2. baca garis besar bacaan atau
kepala berita yang terdapat pada koran tersebut, dan
3. jika telah telah menemukan bacaan
yang diinginkan, mulai untuk membacanya.
3.
Membaca
Memindai
Membaca
memindai disebut juga membaca scanning, yaitu teknik membaca yang
digunakan untuk mendapatkan informasi tanpa membaca yang lain, melainkan langsung pada masalah yang diperlukan. Teknik
membaca memindai, biasanya dilakukan ketika mencari nomor telepon, mencari arti
kata atau istilah di kamus, dan mencari informasi di ensiklopedia.
4.
Membaca
Intensif
Membaca
intensif adalah teknik membaca yang dapat diterapkan dalam upaya
mencari informasi yang bersifat detail.
Membaca intensif juga dapat diterapkan untuk mencari informasi sebagai bahan
diskusi. Membaca intensif, disebut juga membaca secara cermat. Membaca dengan
cermat akan memperoleh sebuah pokok persoalan atau perihal menarik dari suatu
teks bacaan untuk dijadikan bahan diskusi.
Hal-hal
yang harus diperhatikan dalam membaca intensif adalah sebagai berikut:
1. membaca dengan jeli sehingga
dapat menentukan hal yang paling menarik dari hal-hal lain,
2. mempertimbangkan kemampuan diri
dan kemampuan teman diskusi berkenaan dengan kemampuan diri
menguasai atau memahami perihal yang akan didiskusikan, dan
3. mempertimbangkan referensi yang
dimiliki oleh peserta diskusi terkait hal yang akan didiskusikan.
5.
Membaca Ekstensif
Membaca
ekstensif adalah kegiatan membaca yang dilakukan dengan cara tidak begitu
detail. Kegiatan membaca ekstensif ditujukan untuk mendapatkan informasi yang
bersifat pokok-pokok penting dan bukan hal yang sifatnya terperinci.
Berdasarkan informasi pokok tersebut, kita sudah dapat melihat atau menarik
kesimpulan mengenai pokok bahasan atau masalah utama yang dibicarakan. Membaca
ekstensif dapat digunakan ketika membaca beberapa teks yang memiliki masalah
utama sama. Kita dapat menarik kesimpulan mengenai teks yang memiliki masalah
utama yang sama, meskipun pembahasan detailnya berbeda.
Hal-hal
yang harus diperhatikan ketika membaca ekstensif dua teks:
1.
Membaca kedua teks secara keseluruhan, sehingga
mendapatkan pemahaman terhadap kedua isi teks.
2. Memahami
pokok-pokok penting yang disampaikan dalam masing-masing teks.
3. Membandingkan
kedua teks, sehingga memperoleh gambaran adanya persamaan dan perbedaannya.
4.
Menarik kesimpulan mengenai masalah utama kedua teks.
0 Response to "Makalah Keterampilan Berbahasa dan Teknik Membaca"
Posting Komentar