Contoh Puisi Epik
Puisi
Epik adalah puisi yang di dalamnya mengandung cerita kepahlawanan, baik
kepahlawanan yang berhubungan dengan legenda, kepercayaan maupun sejarah. Di
bawah ini terdapat beberapa contoh puisi epik.
Diponegoro
Karya : Chairil Anwar
Di masa pembangunan ini
Tuan hidup kembali
Dan bara kagum menjadi api
Di depan sekali tuan menanti
Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali.
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselempang semangat yang tak bisa mati.
Maju
Ini barisan tak bergenderang-berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu.
Sekali berarti
Sudah itu mati.
Maju
Bagimu Negeri
Menyediakan api.
Punah di atas menghamba
Binasa di atas ditindas
Sesungguhnya jalan ajal baru tercapai
Jika hidup harus merasai
Maju
Serbu
Serang
Terjang
Merdeka
Karya: Gigih W.W
Kata merdeka
Kita dapat dapat sejak berpuluh tahun lamanya
Kata yang tak sekadar kata
Karena keringat dan darah penghiasnya
Merdeka,
Saat merah dan putih
Bebas untuk berkibar
Indonesia raya menderu dinyanyikan
Inilah Indonesiaku
Saat pejuang tak ada lagi raganya
Disitu kita memperingatinya
Karena kami ikut berduka
Karena kami merasakannya
Perjuanganmu tak kan sia- sia
Kami janji kan melanjutkannya
Merdeka,
Tetap merdeka
Maju
Karya:
Gigih W.W.
Kata yang pantas diteriakkan
Tak hanya sekadar diucapkan
Saat raga ini bangkit
Berdiri menghadang musuh
Doooor….!
Bunyi senjata yang tak kau andalkan
Karena dengan bamboo kau menang
Hidup pahlawanku
Semangatmu yang membara
Kini hasilnya kami terima
Terima kasih
Pahlawanku
Terima kasih
Pejuangku
Doa
Seorang Serdadu Sebelum Perang
Karya: W.S. Rendra
Tuhanku,
Wajah-Mu
membayang di kota terbakar
Dan
firman-Mu terguris di atas ribuan
Kuburan
yang dangkal
Anak
menangis kehilangan bapa
Tanah
sepi kehilangan lelakinya
Bukannya
benih yang disebarkan di bumi subur ini
Tetapi
bangkai dan wajah mati yang sia-sia
Apabila
malam turun nanti
Sempurnalah
sudah warna dosa
Dan
mesiu kembali lagi berbicara
Waktu
itu, Tuhanku,
Perkenankanlah
aku membunuh
Perkenankanlah
aku menusukkan sangkurku
Malam
dan wajahku
Adalah
satu warna
Dosa
dan napasku
Adalah
satu udara
Tak
ada lagi pilihan
Kecuali
menyadari
Biarpun
bersama penyesalan
Apa
yang bisa diucapkan
Oleh
bibirku yang terjajah,
Sementara
kulihat kedua lengan-Mu yang capai
Mendekap
bumi yang mengkhianati-Mu
Tuhanku,
Erat-erat
kugenggam senapangku
Perkenankanlah
aku membunuh
Perkenankanlah
aku menusukkan sangkurku
Doa di Medan Laga
Karya:
Subagio Sastrowardoyo
Berikan
kekuatan sekeras baja
Untuk
menghadapi dunia ini, untuk melayani zaman ini
Berilah
kesabaran seluas angkasa
Untuk
mengatasi siksaan ini, untuk melupakan derita ini
Berilah
kemauan sekuat garuda
Untuk
melawan kekejaman ini, untuk menolak penindasan ini
Berilah
perasaan selembut sutera
Untuk
menjaga peradaban ini, untuk mempertahankan kemanusiaan ini.
0 Response to "Contoh Puisi Epik"
Posting Komentar